pacarku ngajak nikah

aku sama dia (pacarku) sudah pacaran kurang lebih 14 bulan. selama itu pula pacaran kami biasa saja. yah……walaupun terkadang berantem gara2 masalah yang sepele. wajarlah namanya juga pacaran………yang udah berumah tangga bahkan lebih parah.

aku saat ini masih kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri di jateng. aku semester 5 umurku 21 tahun dan dia baru semester 3 umurnya 20 th. kemarin tiba2 saja dia ngomong serius sama aku.

dia bilang: “abee, kita kan pacaran sudah lama……..abee punya rencana nggak buat nikahin aku?”

sontak saja aku kaget. “iya yang…..tapi ayang kan tahu sendiri aku masih kuliah……kerja juga sampingan gajinya kecil banget. mau dikasih makan apa………?batu…….?candaku…….

dia pun ketawa……senyumnya begitu manies……..

“tapi rezeki kan dah ada yang ngatur bee…gimana bee?”

“ya udah…….aku akan berusaha supaya kita bisa cepat nikah, tapi nunggu aku mapan dulu yah yang……?nunggu lulus 2 ataw 3 tahun lagi……..”

“yah…….lama banget nunggu jadi perawan tua donk…….”

“ya sayang…….ayang bisa nunggu khan……”

“ya udah tak tunggu…….abee belajar yang rajin yah……cari uang yang banyak…….dan jangan “nakal”(selingkuh) lho!!”

gimana neh…………..

ada yang mau bantu aku?

58 pemikiran pada “pacarku ngajak nikah

  1. Buruan terima aja, sebelum ada gempa bumi, gemba ekonomi, gempa ideologi dan gempa lainnya… buruan neng nikmati …. 🙂 hehehe jangan dianggap serius.. yaa
    salam kenal…

  2. dan jangan “nakal”(selingkuh) lho!!

    Nah itu yang penting kekekeke…
    *pergi sambil menutup muka*

    BTW di kota mana nich? PTN di Jawa Tengah ada di kota Semarang, Surakarta, Purwokerto…kayaknya cuman segitu ya.

  3. @buntetpesantrencom
    aku ki lanang ndeng…….
    lha iya……..mau makan pake apa??????????/
    wactah……….
    hiaks…….hiaks……..
    @deking
    aja adah……..
    hiaks……..hiaks………

  4. @arul
    usul yang bagus………
    akan saya pertimbangkan……..semoga saja ortu bisa memahami
    @antobilang
    wah mas aku jijik buangeds mendengar lagu itu…….
    @almascatie
    bisa ajah loe………
    hemat energi………

  5. Salam kenal,
    Menikah itu merupakan niat dan amal yang sangat mulia di masyarakat maupun agama.
    Untuk itu, selesaikan tanggung jawab pribadi anda yang pertama, yaitu menyelesaikan kuliah yang telah menelan biaya uang dan waktu. Kemudian baru melakukan pernikahan.
    Adapun untuk menjaga keharmonisan hubungan selama masa kuliah dan meneguhkan komitmen bersama.
    Silahkan dibicarakan di antara sesama, lalu dengan ortu anda dan ortu pasangan anda.
    Menikah tidak perlu ada tekanan ataupun ketergesa-gesaan. Keputusan akhir yang dicapai itu harus bersifat rasional dan bukan emosional.
    Banyak kendala mengejar pendidikan bila anda memasuki tahap2 awal pernikahan, dan kalau kurang kuat mental, nanti malah amburadul.
    Sebaiknya selesaikan kuliah anda, cari kerja atau bangun usaha yang halal lalu segeralah menikah.
    Semoga bermanfaat.

  6. Kalo rentangnya jadi setahun lagi gimana?
    2-3 rahun kelamaan buat cewe yg dah ada dorongan menikah lho.. bisa2 diambil cowo laen. Percaya deh, “menikahlah, dan Anda kan jadi kaya” kata sebuah buku 🙂

  7. @ M3

    Menikah tidak perlu ada tekanan ataupun ketergesa-gesaan. Keputusan akhir yang dicapai itu harus bersifat rasional dan bukan emosional.

    Good point .. dan yang terpenting adalah kesiapan mental. Karena ketika kita menikah, ada yang harus dibagi. Kita tidak sendiri lagi. Kamar harus berbagi. Makan harus berbagi. Jalan2 harus berbagi. Belum lagi kalau si yunior muncul .. jadi kalau mental berbagi sudah ada. Gpp. Rejeki memang sudah ada Yang mengatur.

  8. ahahaha…..

    aduh gimana ya kalau pacar sendiri dah ngomong gitu….

    gimana mas rasanya kemaren waktu pacar bilang gitu? wah campur2 mesti….

    tapi apapun itu, berarti mas-kan sudah dipercaya sama”yayang”nya untuk bisa jadi suami. nikah muda juga gapapa,asalkan sudah siap ya.

  9. harusnya anda ada keberanian untuk menikah bung… 😀

    bener kata “istri” anda rejeki ada yg ngatur… dan saya pun menikah pada masa anda saat ini… :malu:

    dan saat itu gaji saya hanya 150 rebu/bln.. tp alhamdulillah ada hasil dari selain gaji.. dan makan kami pun masih bisa 3 kali sehari..

    walau kadang gak pake lauk pauk hehehehe….

  10. Menikah Adalah Keajaiban Saudaraku

    Saya selalu mengatakan bahwa menikah adalah hal yang sangat kodrati. Dalam bahasa saya, menikah tidak dapat dimatematiskan. Jika suatu saat ada orang yang mengatakan, “secara materi saya belum siap,” saya akan selalu mengejar dengan pertanyaan yang lain, “berapa standar kelayakan materi seseorang untuk menikah?”

    Tak ada. Sebenarnya tak ada. Jika kesiapan menikah diukur dengan materi, maka betapa ruginya orang-orang yang papa. Begitu juga dengan
    kesiapan-kesiapan lain yang bisa diteorikan seperti kesiapan emosi,
    intelektual, wawasan dan sebagainya. Selalu tak bisa dimatematiskan.
    Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa menikah adalah sesuatu yang Sangat kodrati.

    Bukan dalam arti saya menyalahkan teori-teori kesiapan menikah yang telah dibahas dan dirumuskan oleh para ustadz. Tentu saja semua itu perlu sebagai wacana memasuki sebuah dunia ajaib bernama keluarga itu.

    Sebagai contoh saja, banyak pemuda berpenghasilan tinggi, namun belum juga merasa siap untuk menikah. Belum cukup, lah… itu alasan yang paling mudah dijumpai. Dengan gaji sekarang saja saya hanya bisa hidup pas-pasan. Bagaimana kalau ada anak dan istri? Oya, saya juga belum punya rumah….

    O-o… Saudaraku, kalau kau menunggu gajimu cukup, maka kau tak akan
    pernah menikah. Bisa jadi besok Allah menghendaki gajimu naik tiga kali
    lipat. Tapi percayalah, pada saat yang bersamaan, tingkat kebutuhanmu juga akan naik… bahkan lebih tiga kali lipat. Saat seseorang tak memiliki banyak uang, ia tak berpikir pakaian berharga tertentu,
    televisi, laptop…. atau mungkin hp merk mutakhir. Saat tak memiliki
    banyak uang, makan mungkin cukup dengan menu sederhana yang mudah
    ditemui di warung-warung pinggir jalan. Tapi bisakah demikian saat Anda
    memiliki uang? Tidak akan. Selalu saja ada keinginan yang bertambah,
    lajunya lebih kencang dari pertambahan kemampuan materi. Artinya,
    manusia tidak akan ada yang tercukupi materinya.

    Menikah adalah sebuah elemen kodrati sebagaimana rezeki dan juga ajal. Tak akan salah dan terlambat sampai kepada setiap orang. Tak akan bisa
    dimajukan ataupun ditahan. Selalu tepat sesuai dengan apa yang telah
    tersurat pada awal penciptaan anak Adam.

    Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki, itu yang pernah saya baca di sebuah buku. Ada pula sabda Rasulullah, “Menikahlah maka kau akan menjadi kaya.” Mungkin secara logika akan sangat sulit
    dibuktikan statemen-statemen tersebut. Taruhlah, pertanyaan paling rewel dari makhluk bernama manusia, “Bagaimana mungkin saya akan menjadi kaya sedangkan saya harus menanggung biaya hidup istri dan anak? Dalam beberapa hal yang berkaitan dengan interaksi sosial juga tidak bisa lagi saya sikapi dengan simpel. Contoh saja, kalau ada tetangga atau teman yang hajatan, menikah dan sebagainya, saya tentu saja tidak bisa lagi menutup mata dan menyikapinya dengan konsep-konsep idealis. Saya harus kompromi dengan tradisi; hadir, nyumbang… yang ini berarti menambah besar pos pengeluaran. Semua itu tak perlu menjadi beban saya pada saat saya belum berkeluarga.”

    Saat saya dihadapkan pertanyaan ‘menikah’ pertama kali dalam hidup saya, saya sempat maju mundur dan gamang dengan wacana-wacana semacam ini. Lama sekali saya menemukan keyakinan –belum jawaban, apalagi bukti—bahwa seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada makhluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak-anak saya.

    Harusnya memang demikian. Itulah keajaiban yang kesekian dari sebuah
    pernikahan. Saya sendiri menikah pada tahun 1999, saat umur saya dua puluh tahun. Saat itu saya bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan bakery tradisional. Tentu saja, saya sudah menulis saat itu kendati interval pemuatan di majalah sangat longgar. Kadang-kadang sebulan muncul satu tulisan, itu pun kadang dua bulan baru honornya dikirim.

    Dengarkan…! Dengarkan baik-baik bagian cerita saya ini.

    Sebulan setelah saya menikah, tiga cerpen saya sekaligus dimuat di tiga
    media yang berbeda. Beberapa bulan berikutnya hampir selalu demikian,
    cerpen-cerpen saya semakin sering menghiasi media massa. Interval
    pemuatan cerpen tersebut semakin merapat. Saat anak saya lahir, pada pekan yang sama, ada pemberitahuan dari sebuah majalah remaja bahwa mulai bulan tersebut, naskah fiksi saya dimuat secara berseri. Padahal, media tersebut terbit dua kali dalam sebulan. Ini berarti, dalam sebulan sudah jelas ada dua cerpen yang terbit dan itu berarti dua kali saya menerima honor. Ini baru serialnya. Belum dengan cerpen- cerpen yang juga secara rutin saya kirim di luar serial.

    Tunggu… semua itu belum berhenti. Saat anak saya semakin besar dan
    semakin banyak pernak-pernik yang harus saya penuhi untuknya, lagi-lagi
    ada keajaiban itu. Satu per satu buku saya diterbitkan. Royalti pun mulai saya terima dalam jumlah yang… hoh-hah…! Subhanallah…!

    Entah, keajaiban apa lagi yang akan saya temui kemudian. Yang jelas, saat ini saya harus tetap berusaha meyakinkan diri saya sendiri bahwa saya hanyalah perantara rezeki bagi anak dan istri saya… juga -mungkin –orang lain. Dengan begitu, mudah-mudahan saya bisa melepaskan hak-hak tersebut yang melekat pada uang gaji ataupun royalti yang saya terima.

    Ya Allah… mampukan saya.

  11. tadi saya sempat nyari salah satu hukum nikah ketemu deh………
    Mubah bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi tidak membutuhkannya atau tidak memiliki syahwat sama sekali seperti orang yang impotent atau lanjut usia, atau yang tidak mampu menafkahi, sedangkan wanitanya rela dengan syarat wanita tersebut harus rasyidah (berakal). Juga mubah bagi yang mampu menikah dengan tujuan hanya sekedar untuk memenuhi hajatnya atau bersenang-senang, tanpa ada niat ingin keturunan atau melindungi diri dari yang haram.
    point saya:
    tidak mampu menafkahi, secara aku masih kuliah, o iya……aku anak pertama……….nah lo……tambah runyem khan……..

  12. terima saja deh, mumpung kita masih ada umur, mumpung kita masih diberi kesempatan oleh Allah..mumpung kita belum meninggal….dan mumpung2 yang lain…
    kadang kita memang belum siap dengan materi (aku masih belum punya ini itu…bla bla..)tapi sampe kapan, dan batasan kepuasan orang beda2, ketika sudah mencapainya muncul keinginan lain..trus kapan nikahnya….

    terima aja tawaran itu…tapi dengan syarat ada restu dari masing2 ortu..kalo sudah langsung deh…menikah bisa jadi sebagai pintu rejeki..
    aku juga pengen, tapi masih nunggu calonnya belum mau hehhe

  13. bismillahirrahmanirrohim
    hem subhanallah deh u udah ada usaha utk mencari”apa hukum nikah”itu…semoga u(saudaraku…) juga ada usaha mencari”apa hukum pacaran itu” kebanyakan orang sebenarnya sudah tau apa hukum pacaran…..buntut2nya…memang sebaiknya tidak pacaran…agar tidak terjadi hal2 yg tidak diinginkan bagi kita,diri sendiri/pacar/tidak juga diinginkan oleh ALLah

    nah disini….sulit juga……(seringkali teori itu mudah,tp praktek tak semudah teori)
    tergantung sih.. kamu emg udah niat nikah belum…kalo pacarmu sepertinya sudah…tapi..kalau kamu kayanya belum…krn byk pertimbangan mungkin….(hehehe maaf ya tebakkanku saja)

    sebenarnya yg terbaik adalah tanya”hatimu yg paling dalam”
    udah siap nikah belum….dg keadaan seperti skrg…..
    kalo sudah:ya sudah… siap dg segala konsekuensi yg akan muncul….teruskan saja niatmu menikah walaupun apa yg akan terjadi selanjutnya yakinkan dirimu&pasanganmu kamu/kalian bisa menghadapinya…..(Allah memberi ujian sesuai batas kesanggupan hambanya)

    tapi kalo belum siap nikah….ya nda usah bahas nikah dulu….konsentrasi aja kuliah….pacaran.. kuantitas pertemuan dan komunikasi kurangi….kalo bisa tidak pacaran,karena jodoh itu sudah diatur Allah….banyak berdoa pada Allah,mintalah yg terbaik dari Allah…kalaupun menikah…menikahlah krn Allah…insyaAllah Allah akan selalu menolong kamu dan keluargamu….walaupun mungkin materi belum seperti yg kita inginkan…alias masih minim tapi setidaknya sakiinah(ketenangan)sudah kita dapatkan.+mawwadah+warrohmah

    disini saya juga mo cerita:
    saya menikah ketika kuliah S1 sekarangpun belum lulus….habis cuti dan baru kuliah lg”suami sudah lulus…tapi ketika awal kuliah suami kerjanya freelance…..

    beberapa hari setelah menikah alhamdulillah dia mendapat pekerjaan,gaji awalnya 350rb…(dulu sewaktu gadis seringsekali uang jajan saya lebih besar dr itu)

    sekrg usia pernikahan kami jalan 4 th dan kami telah diberi seorg anak putri bernama “sakiinah”berumur 2,5 th…..
    waktu itu saya menikah…karena saya takut pacaran…saya percaya Allah pasti menolong hambanya yg niat nikah krnNYA…..
    Alhamdullilah Allah selalu menolong keluarga kami…walaupun saya menyesuaikan diri dg perekonomian keluarga kecil saya ini sulit sekali…
    tapi saya seringkali terkaget2 dg pertolongan Allah…..

    ketika saya”merasa lapar”dan tidak punya uang…tiba2 tetangga mengirimkan makanan yg berlimpah bagi saya….

    ketika anak saya lahir dan saya menginginkan selimut utk anak saya…tapi saya tak tega minta suami krn tau keadaan uangnya…tiba2 ada tamu2 yg memberi selimut bayi impian saya,bukan hanya itu saja….tapi juga gendongan anak,dll perlengkapan bayi…yg saya mengidam2kannya….tapi hanya saya simpan didalam hati…saya tidak katakan pada seorg manusiapun …tp saya minta pada Allah dg bisik2 kecil…..saat itu saya terharu luarbiasa….

    dan banyak lagi…..yg jelas Allah alhamdulillah selalu memberi makan keluarga kami….mo tempe 2 potong+nasi 1 piring
    ato nasi sama kecap+kerupuk yg penting makan….

    Alhamdulillah…..
    yg penting apapun jalan yg kamu pilih niatkan karena Allah berusahalah seperti itu seberapapun tingkat keimanan kita dan luruskan niat dan jaga ketetapan hati.

    Allah selalu berikan yg terbaik
    maaf bila ada yg kurang berkenan

  14. tidak mampu menafkahi, secara aku masih kuliah, o iya……aku anak pertama……….nah lo……tambah runyem khan……..

    yakin kan pada dirisendiri anda bisa…

    klo anda sudah underestimate sama dirisendiri gimana orang lain…
    Semangat!! 😀

  15. Salam kenal,
    Keadaan kamu agak beda dikit dengan aku sih.
    Saat itu aku udah lulus kuliah.

    Tapi aku punya pengalaman yang hampir sama dengan mas dhidhot,
    tentang keajaiban menikah.

    Bayangkan aja pas aku ngelamar dia, tabungan cuma ada dikit bgt,
    kemana2 aku cuma pake sepeda,
    kalo dipikir pake logika matematika ato ekonomi ga bakal cukup untuk menikah.
    Tapi entah kenapa saat itu aku yakin sekali dan berani untuk ngelamar dia.

    Dan ternyata mulai saat itu rejeki mengalir lancar banget.
    Sampe saatnya nikah (3 bulan kemudian), udah bener2 siap secara financial (tanpa sedikitpun campur tangan orang tua-ku).
    Segala puji hanyalah milik Allah Sang Maha Pemberi Rizki.
    Aku bener2 heran, sampe sekarang anak kami sudah 2 tahun,
    alhamdulillah aku bisa melaksanakan kewajibanku.
    Dan insyaAllah kondisi secara ekonomi jauh lebih baik daripada dulu.

    Padahal sampe sekarang aku freelance/pengangguran,
    baru setelah punya baby mulai mikir untuk menata hidup.

    O, iya. Kamu muslim???
    Jangan lupa ada tuntunan sholat Istikharah & sholat Hajat.

  16. Wah, pusing juga ya…

    Dapat uang dari mana kalau ingin menikah cepat-cepat? 😕

    Hati-hati jangan sampai dia kabur sebelum uangnya kekumpul 😆

  17. Nikah…? Enggak…?Nikah…?Enggak? bingung ya, he..he kayak gw dua bulan kemaren. Tapi gw tetep ambil keputusan nikah walo harus ngorbanin karir gw. Nyesel…? Ya..Paling tidak gw udah berani ambil keputusan. Enjoy aja..Salam kenal ya…

  18. Masalah yang sebenarnya jawabnya sangatlah mudah. Tetapi dasar laki”… memang suka disebar”in…. – dari 2 atau 3 bulan ak pacaran dengan tunangan ak ampe sekarang (3 Tahun 8 Bulan)… doi selalu ngajak nikah cepet”….

    Bayangin, baru 2 bulan jadian udah digituin. + ama keluarganya juga. weks… mikir 1000X deh. Wong aku juga lum ada kerjaan tetap. lum bisa nafkahin doi. Akhirnya, final aku milih tunangan 8 bulan yang lalu.

    & sekarang, udah mantap. insyaAllah aku ngejar target wisuda Februari ini. mau ngga mau, gue juga setuju dengan brigita. harus berani untuk mengambil keputusan. masa bodoh dengan semuanya.

    cobalah berpikir lebih luas. insyaAllah, ak yakin. seseorang yang menikah karena niat baiknya, insyaAllah pintu rejekinya akan dibukakan selebar-lebarnya. itu menurut kepercayaan aku.

    saat ini masih kuliah (skripsi), kejar target ikutan wisuda Februari, udah ngomong ke doi, ke ortunya tunangan ak, + bicara dengan bonyoknya aku. Maret aku ingin menikah. apapun yang terjadi.

    aku percaya kok. insyaAllah keputusan aku ini juga mampu menjadi semangat aku untuk mencari kerja. barusan ngelamar sih, tapi insyaAllah optimis diterima. setelah itu, kalau udah wisuda ngelamar kerja di JKT (hihihi,.. dah ada yang nawarin)… hehehe… jadi langsung berangkat deh 😀 ….

    saran ak,… NIKAHIN cepat”… sungguh” amat beruntung ente bro ada wanita yang baik, cantik & pengertian seperti itu. ingat, kesempatan tidak selalu datang bertubi kan? hmm… sebaiknya pikirin jalan lain lagi, misalnya menikah dulu, sambil kuliah gpp kan?

    kalo ngga ada biaya, kecil” aja dulu. yang penting itu IJAB KABUL’nya. jangan sampai tersebar fitnah. selalu tekankan niat baik hati ente kepada Allah SWT bro. insyaAllah…..

  19. kalau NIKAH bkn kebutuhan, ya tdk usah nikah.
    kalau NIKAH itu kebutuhan, ya nikahlah.
    kalau mau NIKAH, pikir lagi, NIKAH itu mendesak harus dipenuhi sekarang juga atau tidak.

    semoga mencerahkan

  20. mas, jangan sampe nyesel “tau gini nikah dari dulu aja…”
    tapi juga jangan sampe nyesel yang lebih parah “gue nyesel nikah ama loe!”
    banyak koq temen-temenku nikah masih kuliah asal ada komitmen dari orangtua mengenai bagaimana pembiayaan kuliahnya. mas dulu ngomongin hal ini dech ama ortu juga pacarnya. ga semua ortu kolot anak harus selesai kuliah dan kerja dulu baru nikah.
    btw, dulu aku juga hehehehe…
    yang penting kalau bisa nahan dulu untuk punya anak tapi jangan pakai hormonal, takut siklus hormon di tubuh istri rusak malah nanti susah dapat anak.
    sip dech… ditunggu undangannya 🙂

  21. wah, kayaknya cerita kita hampir sama. Loe diajak kawin ama pacar loe, sedangkan gw disuruh kawin ama calon mertua. Ya menurut gw, pikirkan lah dulu matang2 sebelum loe ambil keputusan yang benar

  22. @baliazura
    ya semoga u cepetan nyusul tapi moga ajah gak kayak aku.langsung nikah gak usah berpikir panjang.
    @rommy
    aji mumpung seh boleh………tapi ya perlu dipikirkan dulu…….
    moga u cepet dapet pasangan dan kita nikah bareng yapp
    *kaburrrrrrrrrrrrr*
    @poppykadarisman
    wah mba ini moga bisa jadi inspirasiku………

  23. @nnay
    makanya yuk cari solusi bareng2………
    @dobelden
    makasih mas aku masih semangat ’45
    @sulistianto
    bagi2donk pengalamane……….
    @putuyoga
    ni lagi berusaha
    @calonorangtenarsedunia
    ya monggo……..
    @sapto
    makasih mas dah berbagio pengalaman
    mumpung mau bulan ramadhan aku berusaha sholat istikharah biar dapat petunjuk
    @yarza
    dah tak iket pake rantai kapal kok………
    *ngakak*
    @Mihael “D.B.” Ellinsworth
    Intinya sih, punya kerjaan yang layak sebelum kerja….

    maksut loch………
    * pura2 mikir*
    @brigita
    wah salut aku mbak……..
    @appleku
    insya allah aku bisa jaga
    lihat fotonya jadi pengen………;)
    @reza
    ini lagi tak pikirkan kok mas
    makanya aku minta saran sama semuane
    @boediarto
    nanti tak sebarin lewat blog *malu2*
    @bayuleo
    nikah dulu ah……..
    kalo kawin dulu pas nikah mesti tinggal bosennya doank……tul gakkk?
    @sanpao
    bantuin mikir donk…….
    @test
    *mikir*
    @ck
    nikah ajah belon………

    maaf buat semuane baru bisa ngebales semua comment yang masuk……lagi pusing mikir kuliah juga………*nunduk lesu*

  24. Wahh seneng nya,… hebat kalian bisa nikah muda,… taun depan berarti km usia 22 dunk,.. 🙂 taun kemaren temenku jg nikah,.. mereka juga sama pd masih kul. semster 5,.. di restuin ya.. inget nikah muda itu bnyk tantangan nya,… kalian hrs bljr mandiri hehe *so tua mode on*
    tp mending lulus kuliah dulu abiz itu dapet kerja trus kalian menikah deh… itu lebih mantep…

    Btw salam kenal…..

  25. di doain deh mas,.. jodoh dah didepan mata pula. aku aja 4 thn kenal.. en setiap taun rencana itu gagal. disaat kematangan sudah dipersiapkan, dia mundur 3 hr sebelum lamaran. pdhl semua udh dipersiapkan.. sing penting bismillah aja mas..

  26. @ hafsah
    bismillahirrahmanirrahim………
    sama2…saya doain jugax biar anda dimudahkan dalam urusan yang satu ini…. 😆
    lam kenal………. 🙂

  27. Menikah dan kuliah adalah sesuatu hal yang berbeda yang dapat dijalankan secara paralel, artinya kedua-duanya tidak terkait secara history… kuliah dulu baru menikah… atau sebaliknya…

    Selain itu, berita dari curhat beberapa temen dan saya sendiri mengalaminya, hampir tidak ada orang yang yakin benar dan siap benar untuk menikah…. hampir semua dalam posisi seperti anda. Nah… baru setelah dijalaninya anda akan mengalami hal-hal yang banyak diceritakan itu…

    Saya menyesal tidak menikah dari dulu…..

    Salam ya Mas

  28. Nikah aja, niatkan untuk ibadah. Allah telah menjamin rezeki semua makhluk-Nya. Selain itu dilihat dari tulisan2 antum antum udah siap nikah lho (bukan maksudku jd analis kepribadian loh, tapi yaah aku udah lumayan kenal bnyk jenis org). Aku lg kuliah dan mau nikah kok meskipun sampinganku juga gajinya kecil. Put your trust in Him and everything will be allright.

  29. salah ndiri pake pacaran sgala.
    ya udah disegerakan ajah.
    biar pacarannya gak lama2.
    resikonya banyak loh.
    bisa jadi tiba2 pacar yang udah kadung begitu dicintai sepenuh jiwa (heum…) eh tiba2 disamber orang, gak tau mungkin dia dipelet, ato tiba2 ngebet pada pandangan pertama pada artis yang ketemu di kereta di lempuyangan, ato dijodohin orang tua.
    bisa jadi waktu pacaran ada setan lewat, terus..terus…heumm…

    kalo ga pengen ada resiko gitu2 ya jangan pacaran. kalo udah telanjur pacaran, ya segera diotentikasi aja bleh.

    gitu aja kok repot.

  30. subhanalloh bgt semua inspirasi nya….

    saya juga mengalami hal yang sama….saya baru mau selesai kuliah D3 akhir agustus,,saya berusia 21 tahun (2010)…..saya dengan dy sudah kenal 2 tahunan…tetapi hubungan kami putus nyambung……….

    dari 2008 pacaran……sampe sekrang 2010 dah jadian 3 kali -putus 2 kali…….kami berdua tidak mengerti jlan Allah….padahal pas masa putus ,,,,masing” ngejalani dengan yang lain,alias pacaran dengan yang lain,,,,tetapi tetap saja kami balikan lagi…..baru pasa awal april 2010…..
    akan tetapi saat ini kami tidak dalam kondisi pacaran,,,,kami hanya saling pegang komitmen buat serius…….
    malah dy mengajak saya buat tunangan……..malah pengn cepet” nikah kayanya..hehhehe

    tetapi saya sama dengan kebanyakan orang,,,,saya berfikir masih kuliah,,dan belum berpenghasilan………tapi saya serius dengn dy…cuma saya berfikir……saya tak ingin pas menikah,dan berkeluarga,,,hidup kami hidup pas”an…….saya pengn istri saya nanti bahagia…baik lahir dan batin ny……

    semenjak dy mengajak tunangan dan bahkan pengn nikah,,,,,,,menjadikan diri saya lebih berfikir dewasa dan lebih berfikir masa depan……..alhamdulilah dengn begitu saya mulai memulai bisnis….dan berfikir menyiapkan tabungan buat menikah….min saya punya penghasilan…

    meski saya masih kuliah,,,,saya berfikir..saya harus bisa sukses dalam kuliah ,,,,,,dengan IPK yang bagus……sehingga mudah mendapat kerja kelak..dan bisa membuat “calon istri” bangga dengan usaha saya….

    saya menargetkan di umur 23/24 saya sudah bisa menikahi dy…tetapi mungkin umur 22 saya ingin tuangan dengan dy..dengan di dorong dengan selalu berdoa ,,,itu menjadikan saya lebih mantap dalam mempersiapkan masa depan saya dan dy….

    petikan hikmah nya :
    ” jadikan ajakan tunangan atau menikah sebagai acuan buat diri sendiri,,jangan hanya menilai “saya belum mapan…dan bla..bla”….tapi mulailah berfikir dan bertindak…..

    masalah belum punya penghasilan?? berfikirlah ” saya belum berpenghasilan,,,,,,berarti saya harus bekerja keras dari sekarang…..saya tidak mau dy menunggu terlalu lama dan saya ingin bahagiakan dia nantinya”….

    masalah masih kuliah?? ” berfikirlah ” saya masih kuliah,,,jadi saya harus lebih semangat kuliah dan lulus dengan IPK bagus sehingga dapat memperoleh pekerjaan mudah kelak saat lulus….”

    dengan berfikir seperti itu mungkin,,,,,kita akan menjadi lebih siap dalam menikah ataupun sekedar tuangan….

    semoga cerita saya..bisa bermanfaat

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s