Sebagai seorang cowok tulen…(wuess) pasti kita pernah mengalami suatu masa dimana kita sulit untuk memahami seseorang (terutama wanita). Kali ini saya nge-blog mengenai hal tersebut, tapi ini bukan pengalaman pribadi lo (klo ane sih lancar2 aza tu…!!! buktinya banyak yang nguber2…:)). Cuma sekedar cerita yang menggambarkan sulitnya bagi seorang pria untuk memahami seorang wanita (lah mo gimana lagi, tmen2 ane bnyk yg nanya soal ni..!!). Oke langsung aja ni ceritanye ..nyoookk:
Suatu malam, ketika sedang berjalan
sepanjang pantai Sibolga, seorang
pria menemukan lampu tua yang diletakkan
di atas batu. Ketika ia mengambil dan
menggosoknya, seorang Jin mendadak
muncul. “Baik, cukup sudah!” bentak Jin
itu. “Ini keempat kalinya dalam bulan
ini orang menggangguku! Aku begitu marah
sampai aku hanya akan memberimu satu
permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah,
ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan
jangan membuang waktuku seharian!.”
Orang itu berpikir cepat, kemudian
berkata, “Yah, aku selalu bermimpi pergi
ke Papua, tetapi aku takut terbang dan
aku cenderung mabuk laut di atas kapal.
Bagaimana kalau kau buatkan aku jembatan
ke Papua? Dengan begitu, aku bisa naik
mobil ke sana.” Jin itu tertawa.
“Jembatan ke Papua?! Kau pasti
bercanda? Bagaimana aku bisa mendapat
penyangga yang sampai ke dasar samudera?
Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan
sangat terlalu banyak beton! itu sama
sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan
permintaan lain!” Kecewa, pria itu
berusaha keras untuk memikirkan
permintaan lain.
Akhirnya ia berkata, “Baiklah, aku punya
keinginan lain. Semua wanita dalam
hidupku berkata aku tidak peka. Aku
berusaha dan berusaha untuk menyenangkan
mereka, tetapi tidak ada yang berhasil.
Aku tidak tahu di mana kesalahanku. Satu
permintaanku adalah untuk mengerti
wanita… tahu bagaimana sebenarnya
perasaan mereka ketika mereka membisu
padaku… tahu mengapa mereka menangis
… tahu apa yang mereka inginkan ketika
mereka tidak memberitahu aku apa yang
sebenarnya mereka inginkan… aku ingin
tahu apa yang membuat mereka
benarbahagia.”
Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata,
“Kau mau jembatan itu berjalur dua atau
empat?”
MORAL CERITA:
benarkah wanita begitu rumit untuk dipahami?