otakmu tak bisa menjangkauNYA (ap det)

banyaknya blog yang membahas tentang agama yang mengerucut membahas tentang hakikat tuhan akhir-akhir ini membuat ngilu hati ini. cieh….cieh…..maksud loch….

yah…diluar maksud dan tujuan sang blogger, menulis apapun adalah hak setiap orang. namun se-begitu bebaskah mengekspresikan sebuah hak untuk menulis tanpa memikirkan dampak psikologis bagi para pembacanya? :mrgreen: *gak nyambung*

kebanyakan dari para blogger memahami konteks agama dan tuhannya hanya dengan otaknya seng sak uceng * yang kecil*. 😦 tidak dengan hatinya *iman* sehingga yang muncul hanyalah argument-argument bodoh yang hanya menggunakan logika. sehingga lahirlah filsuf-filsuf keblinger yang hanya mengandalkan penalaran saja. mereka harusnya bisa membedakan mana pengetahuan yang harus dipelajari mana yang tidak.

contohnya adalah tentang ruh. hal ini ada dalam surat al isra ayat 85. Ayat ini menurut riwayat Bukhari yang bersumber dari ibnu Mas’ud ternyata berkaitan dengan segolongan dari kaum Yahudi yang ingin tahu tentang ruh. Ketika itu Rasulullah sedang berjalan-jalan di Madinah beserta Ibnu Mas’ud, seorang dari mereka berkata: “Mari kita bertanya kepadanya”. Setelah berjumpa , mereka bertanya : ” Cobalah terangkan kepada kami tentang ruh”, Rasulullah terdiam sejenak, terlihat beliau sedang mendapatkan wahyu dari Allah. Kemudian beliau bersabda: Ar-Ruh min amri Rabbi wamaa utitum minal ilmi illa qalila”, ruh itu urusan Allah dan Dia hanya sedikit memberikan ilmunya kepada kita.

sangat jelas bahwa Allah sendiri melarang kita membahas tentang ruh (Ar-Ruh min amri Rabbi=ruh itu urusan Allah) apalagi membahas tentang hakikat Allah.

penalaran dapat diartikan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. manusia pada hakekatnya adalah mahluk yang berpikir, merasa, dan mengindera; dan secara totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut; selain wahyu yang merupakan sarana komunikasi mahluk dengan kapada sang pencipta.

wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia. pengetahuan yang bernama wahyu ini disalurkan melalui nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. agama merupakan sumber pengetahuan yang didalamnya berisi petunjuk bagi ummat manusia bukan saja mengenai kehidupan yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup permasalahan yang bersifat transdental, seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti. pengetahuan ini didasarkan pada kepercayaan pada ha-hal yang ghaib (supernatural). kepercayaan kepada tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi yang sebagai utusanNYA, dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara penyampaian, merupakan dasar dari penyusunan pengetahuan ini. kepercayaan merupakan titik tolak agama. suatu pernyataan harus dipercaya dulu untuk dapat diterima : pernyataan ini bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lain. secara rasional didalamnya bersifat konsisten atau tidak. dipihak lain, secara empiris dapat dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut atau tidak. dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama dimulai dengan rasa percaya, dan lewat pengkajian selanjutnya kepercayaan itu dapat meningkat atau menurun. sebaliknya, pengetahuan yang disebut ilmu dimulai dari rasa tidak percaya, dan setelah melalui proses pengkajian secara ilmiah, kita bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian kita semula.

yang jadi persoalan adalah ketika agama *yang aku lihat* hanya dijadikan bahan diskusi yang akhirnya mengolok-olok agama orang lain atau malah agamanya sendiri. seperti blog2 yang beredar belakangan ini.

yang lebih parah lagi jika membicarakan hakikat tuhan yang menurut saya bukan wewenang kita. karena otak kita tidak mungkin menjangkaunya. kita hanya wajib mengimani tuhan dengan sifat-sifatNYA dan tanda2NYa saja.

bisa2 kita keblinger hingga mengaku dirinya tuhan kayak al halaj di timur tengah atau syaikh siti jenar di jawa. lebih2 jika dipaksakan memikirkan hakikat tuhan dengan penalaran melalui logika kita bisa2 menjadi manusia yang atheis.

ap det

diriwayatkan dari ummu salamah, tentang ayat, “tuhan yang maha pemurah. yang bersemayam diatas arsy.”(QS.thaha 20:5) ia (ummu salamah)berkata: “cara bersemayamNYA tidak bisa dicerna oleh akal, walaupun bersemayam itu sendiri tidak asing lagi baginya. mengimaninya adalah wajib, sedangkan mengingkarinya adalah kufur. (HR.muslim ibn al Hajjaj)

nabi bersabda, “umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, diantara golongan itu, golongan yang amat besar fitnahnya terhadap umatku adalah golongan yang menetapkan perkara-perkara agama dengan akal semata, dimana mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.”

 

 

17 pemikiran pada “otakmu tak bisa menjangkauNYA (ap det)

  1. Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya salah satu di antara kalian akan didatangi syetan seraya berkata :’Siapa yang menciptakanmu?’ Ia menjawab :’Allah.’ Syetan akan bertanya lagi :’Siapa yang menciptakan Allah?!’ Apabila salah satu di antara kalian mendapati pertanyaan ini maka bacalah: (AMANTU BILLAH WARASULAHU) Saya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sebab hal itu dapat mengusir syetan.”

    Hadits shahih ini menunjukkan menjawab dari bisikan syetan: Siapa yang menciptakan Allah. Hendaknya ia berpaling dari berdebat dan menjawab dengan apa yang ditunjukkan hadits tersebut.

    siapa yang menciptakaan Allah? – dkmfahutan.wordpress.com

  2. wah dapat tambahan pengetahuan neh………
    makasih ya………
    tulisanku bukan untuk bahan berdebat tapi aku hanya mencoba mengkritisi blog2 yang membicarakan masalah agama dan tuhannya hanya dengan menggunakan otaknya saja. akhirnya yang muncul hanyalah argument2 yang tidak ada dasar hukumnya. tidak dengan iman. sehingga yang muncul hanyalah filsuf2 keblinger.

  3. @ atmo4th
    makanya jangan memaksa untuk memikirkan hal-hal diluar jangakauan otak kita. example: Tuhan, ruh dll. cukuplah dengan hati (iman) karena Tuhan dan nabi telah mewanti2 kalau kita dilarang melakukan tindakan tersebut.

  4. “mereka harusnya bisa membedakan mana pengetahuan yang harus dipelajari mana yang tidak.”
    hah? ada pengetahuan yang tidak bole dipelajari? pengetahuan apa itu kawan?

    “makanya jangan memaksa untuk memikirkan hal-hal diluar jangakauan otak kita. example: Tuhan, ruh dll. cukuplah dengan hati (iman) karena Tuhan dan nabi telah mewanti2 kalau kita dilarang melakukan tindakan tersebut.”
    hmm…saia pengen tau sangadh, wanti-wanti itu ada di ayat alquran surat apa? dan hadist nabi yang mana yang mewanti-wanti tentang itu? kalo suda ketemu, diupdet yak tulisannya. jadi kalau misalnya ada orang yang mbaca, jadi lebih yakin lage. otre bro?
    kalo hadist soal pertanyaan setan itu khan soal siapa yang menciptakan tuhan..jelas, itu bodoh (si setannya lho ya)
    tapi saia ingin tau, hadist dan ayat yang melarang kita untuk menggunakan akal kita dalam menjangkauNya. ada? soale begini bro, bukannya ingin berdebat, cuma kalo misalnya mas abe ini mau membahas soal agama, agar pembaca lebih yakin, sertakan donk dalilnya^^

  5. @ hoex
    Pernahkah anda berpikir bahwa Ibu yang sekarang anda anggap sebagai ibu kandung anda adalah benar ibu kandung anda? Yakinkah anda bahwa beliau adalah ibu kandung anda? Apa dasar anda mengatakan yakin? Bukankah waktu anda terlahir, hingga mungkin saat anda berusia 3 tahun, sekarang ini tidak dapat anda ingat? Dapatkah anda menyaksikan atau mengingat bagaimana anda dilahirkan, dan bagaimana ibu anda saat itu?
    Saya yakin, jika anda jujur, anda akan menjawab “Tidak”.
    Anda tidak tahu apa-apa tentang bagaimana anda terlahir, siapa yang melahirkan anda saat itu. Anda tidak tahu apa-apa.
    Lalu bagaimana anda dapat berkata “Yakin” bahwa ibu anda sekarang ini adalah benar-benar ibu kandung anda, ibu yang telah melahirkan anda? Bisakah anda berpikir dan dan perlukah anda memikirkan hal itu?

    Menurut saya, tanpa adanya pengakuan dari ibu anda dan bukti-bukti konkrit yang menunjukkan bahwa anda adalah anak ibu anda, anda tidak akan mampu menunjukkan dan membuktikan bahwa ibu anda yang sekarang ini adalah ibu kandung anda.

    Itu baru untuk seorang ibu, yang wujudnya nyata. Lalu, bagaimana dengan Tuhan, yang wujudnya ghaib, mampukah otak anda memikirkannya bila tanpa adanya petunjuk dan arahan dari Nya?

    sementara ini dulu bro :mrgreen:

  6. yang jadi persoalan adalah ketika agama *yang aku lihat* hanya dijadikan bahan diskusi yang akhirnya mengolok-olok agama orang lain atau malah agamanya sendiri. seperti blog2 yang beredar belakangan ini

    Saya juga ikut prihatin dengan kondisi ini. Seharusnya diskusi itu untuk mencerahkan bukan untuk menyalahkan keyakinan seseorang.

  7. maaf! mungkin emang ada yg kebablasan hingga nampak seperti menyalahkan keyakinan seseorang, tapi mungkin juga itu adalah usaha utk semakin memantapkan akan KEBENARAN sebuah keyakinan.

  8. @ erander
    tul, betul biangeds…….kayaknya yang kita perlukan adalah sikap legowo dan toleransi pada semua orang.
    @ Ratih
    ya tapi saya kira nggak harus menyindir atau bahkan menyalahkan dengan terang2an. manusia punya hati dan pikiran sendiri. mereka bebas mempertahankan keyakinannya tapi yang salah adalah ketika mereka *dengan egoisnya* menyalahkan orang lain. atawa bisa di bilang: loe ya loe gue ya gue

  9. @abeayang
    analogi itu saia uda tau mas :mrgreen: sering ndenger malah…^^
    khan saia suda bilang, saia sefaham, tafi, yang saia minta khan ini :

    “tapi saia ingin tau, hadist dan ayat yang melarang kita untuk menggunakan akal kita dalam menjangkauNya. ada? soale begini bro, bukannya ingin berdebat, cuma kalo misalnya mas abe ini mau membahas soal agama, agar pembaca lebih yakin, sertakan donk dalilnya^^”

    sama yang ini :

    “hah? ada pengetahuan yang tidak bole dipelajari? pengetahuan apa itu kawan?”

    uda ketemu? kalo blum, met nyari yah! saia tunggu lho^^

  10. kalo kata orang jawa ketika disuruh mendifinisikan Tuhan, ‘tan kena kinaya apa’ kurang lebih artinya tidak bisa di gambarkan. Dalam sejarahnya orang jawa itu monotheis, sebelum agama-agama masuk orang jawa sudah kenal sama ‘Pangeran’, hyang Tunggal’. ‘Tan kena kinaya apa’ ini bisa diterjemahkan transendent, jauh dari jangkauan akal, tapi sejatinya orang jawa juga menganggap Tuhan itu imanent, dekat (lebih dekat dari urat leher kata islam). Oleh karena itulah ketika Hindu datang membawa ajaran ‘banyak dewa’ maka ‘dimodifikasi’ oleh jawa. Kita lihat dalam pewayangan Hindu India tidak ada tokoh Semar, di jawa ada tokoh Semar, yang mampu mengalahkan semua dewa. Semar inilah symbol ketuhanan orang jawa (bukan Tuhan atau symbol Tuhan lho, tapi ‘symbol ketuhanan’). Semar dari kata samar, ismar, tidak jelas, (transendent) tapi semar itu seorang pamomong, dekat dengan rakyat (imanent). Dalam satu kisah wayang juga ada bercerita mengenai ‘Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu’ sebuah ilmu hakikat kehidupan dimana ilmu ini tidak bisa diajarkan (rahasia), suket godhong ora oleh krungu (daun dan rumput pun nggak boleh dengar). Anggapan saya ini adalah ilmu tentang ‘Tuhan’ yang nggak boleh diajarkan tapi dihayati dirasakan. Kalau sampai diajarkan ya yang timbul seperti cerita Siti Jenar.
    CMIIW

  11. Mau tahu tentang agama? Pikirkanlah dengan akalmu, bacalah Qur’anmu, dan laksanakan sebagaimana Rasulullah melaksanakannya. Dan sekali lagi, pakailah akalmu. Dan laksanakan. Evaluasi tindakanmu dengan akalmu. Cocokkan dengan Qur’an dan sunnah. Konsultasikan dengan Allah. Konsultasikan dengan hati nuranimu. Lakukan lagi. Dan evaluasi lagi. Sampai mati. Intinya berhati-hatilah dengan apapun yang engkau lakukan, baik dalam hati, maupun dalam perbuatan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s