Untitle 2

sang bidadari

semalam, ketika langit telah bermuram dan gelegar guruh menyertaiku dalam perjalanan ke rumahmu. aku membawa sejuta masalah yang dengan setumpuk harapan bisa terselsesaikan dengan membagi sedikit denganmu agar tak sekarat lagi hati dan pikiran ini menampungnya. ditengah perjalanan, rintihan langit tak dapat dibendung hingga tetesannya mengalir.

sesampainya, disambut mas mu, sedangkan kau terlihat tengah bersiap-siap untuk bercinta denganNya karena memang waktunya telah tiba, mega merah telah hilang. aku pun bersandar di kursi depan sedangkan langit tak lagi hanya merintih tapi meraung hingga kubikan tetesannya mengalir. sepuluh menit kaupun tak muncul dari kamarmu, entah karena khusukmu bercinta denganNya, ataukah tengah bersiap menyambutku. dan nyatanya kau keluar dengan secawan pelepas dahaga.

kau duduk di depanku, beberapa menit terlewati tanpa suara. aku pun memulai membuka pembicaraan. ku ungkapkan sgala maksud yang telah aku siapkan sebelum datang menemuimu. sangat disayangkan kau hanya menanggapiku dengan sekenanya saja. padahal selain bermaksud membagi masalahku untuk diselsesaikan bersamamu barangkali ada solusi untuk itu, juga menyelesaikan masalah kita kemarin. dan sekali lagi diam menyelimuti hingga tak terasa satu jam terlewati.

sekali lagi aku berusaha menghidupkan susana namun kau tetap serasa enggan. lalu ku baca cerpen itu karena tak ada sinyal darimu. kaupun masih tetap membisu. hingga akhirnya aku sadar, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk menyelesaikannya. hingga rasa bosan menyelimuti ku hingga akhirnya ku berniat untuk pulang. kuutarakan padamu namun kau jawab dengan entengnya “terserah”. dengan setumpuk rasa kecewa aku pun menstarter motorku ditemani tetesan kubikan air mata langit. mas mu pun keluar dan bertanya padaku “mau kemana?” terpaksa aku pun bohong “mau ke kontrakan temen, mas. deket kok”. pulang dengan rasa kecewa dan lebatnya hujan.

telah reda hujan itu sampailah aku di kos. ku utarakan rasa kecewaku padamu lewat pesan singkat, kaupun sekali lagi membalasnya dengan begitu singkat dan berasa enggan. sekali lagi aku berprasangka baik, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah kita sekaligus menyelesaikan masalahku sendiri dengan harapan kau bisa membantu.

pagi tadi, kau kirimkan pesan singkat yang memintaku mengantarkanmu, mungkin ini niatan baikmu. mungkin juga kau masih mengira aku benar-benar masih ada dikontrakan temanku yang ada didekat rumahmu. aku pun membalasnya kalau aku gak benar2 mampir ke kontrakan tapi semalam aku langsung pulang. mungkin balasan pesanku agak menyinggungmu dan akhirnya dengan kecewa kau membalas lagi pesanku dengan agak kasar. siangnya, kau pun kembali mengirim pesan singkat dan meminta maaf padaku. tak ku balas.

sore ini ketika aku menulis cerita ini kau memberiku pesan singkat “sudah makan?” tak ku balas lagi. maaf, mungkin masih ada sedikit rasa kecewaku padamu. aku masih percaya kalau semalam adalah kesalahan pemilihan waktu yang tidak tepat. aku masih berfikir seperti itu. kita tunggu saja pikiran  tenang menyelimuti kita agar apapun diselesaikan dengan baik. walaupun rasa enggan sempatmenyelimutiku, sesaat.

yusuf

28 pemikiran pada “Untitle 2

  1. jawab smsnya gini kang “ah basi kalo cuma bisa nanyain udah makan?” … basi tuh kang, jangan mau dibohongin lagi dan lagi !!
    perasaan perempuan begitu peka, mbaks….apalagi perempuanku…..aku tak sanggup kalau membalas seperti itu, takut malah memperkeruh suasana….walau kecewa, aku tak mau saling menyakiti…aku ingin semuanya kembali seperti dulu, penuh sayang dan cinta

  2. ewh…

    speechless kalok nyang rochmantis rochmantis gini he he
    semoga cepet terselesekan masalahnya
    dan seluruh nyang mampir sini dan membaca kisahmu mendoakan begitu
    amien…makasih mbaks atas dukungannyah

  3. tapi.. aku kangen juga dengan pesan singkat, “sudah makan?”. 😆 till the end of time ya bro.
    yups….seemoga dia ntar baikan lagi

  4. lagi PMS kali, be… :mrgreen:
    kalok itu, aku tahu, tapi bukan karena itu
    susah ya menjaga hubungan..saat kedewasaan mulai dipertanyakan
    sabar, be.. 🙂
    makasih atas dukungan dan doannyah 😛

  5. wah mas mending sisakan waktu buat saling sendiri, tapi jangan kelamaan, tar malah putus,, 🙂
    kaDANG masalah selesai tidak perlu kata2. hanya bahasa tubuh yang akan menyelesaikannya….
    ya mbaks…ini lagi nyisakan waktu, semoga gak demikian…. 😛
    apa saya perlu goyang2 apa joget2….? 😆
    *senyum kecut*

  6. ehm … no future comment, takut melukai 🙂 maafkan saya yah !!
    gak ada yang salah, dan gak ada yang perlu dimaafkan…terima kasih mbaks…. :mrgreen:

  7. Ribet kalau mau difikirkan masalah beginian. Salam kenal aja deh Mas. 🙂
    biarlah saya saja yang memikirkannyah.,…… :mrgreen:
    syalam kenal jugax 😛

  8. salam

    makasih udah nyimpang ke blog saya ……

    kita hidup dengan dua cobaan ……sabar tawakal dan selalu Beriman
    terima kasih atas nasihatnyah…. 😀

  9. *garuk garuk kepala*
    nggak ngerti masalah nya sih om..
    *garuk garuk kaki*
    disini banyak nyamuk ya om..
    *garuk garuk punggung*
    hehehe.. punya kalpanak nggak om??
    gak perlu dirisaukan, cukup dibaca saja…. 😛
    dah mandi belon! 😈
    :mrgreen:

  10. kdg satu masalah terasa berat ketika kita tak melepaskan ‘sendat’ di otak dan hati
    ayo bingung kan

    thx dah mampir ya
    iya, tapi sayang tak ada yang mau menampung….

  11. yg penting tetap sabar dan tersenyum …. sekarang kecewa … besok bisa juga bahagia 🙂
    terimakasih atas dukungannyah 😛

  12. Ternyata bukan cuma ceritaku yang seperti itu …

    Gimana cara penyeleasaiannya … Biasanya sih makin mesra habis itu …

    Ah, intinya adalah pengendalian diri 😆
    iya tambah mesra 😳
    saling pengetian….. 😛

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s