Aku berdiri menikmati semilir angin. Hembusan yang membawa pikiranku tenang, terasa rileks. Aku membuka tanganku lebar. Menghirup dalam-dalam oksigen di ujung sebuah sabana di bawah rindang pohon cemara. Merasakan satu kehadiran yang lembut menerpa tubuhku. Bersatu dengan dekapan alam membuatku nyaman.
Ku pejamkan mata, dan terus menghirup udara dalam-dalam. Membuang semua pikiran yang ada dalam otak kecilku yang mungkin kini terasa sesak terjejali. Sejenak melupakan hiruk-pikuk dunia. Lebih dalam lagi pikiranku terbawa dan bersatu dengan alam.
Kurebahkan tubuhku, terlentang dan sekali lagi dengan memejamkan mata kuhirup dalam udara disekeliling. Aku pun semakin tenang dan tenang. Menikmati pelukan bumi.
Ku buka dua bola mataku. Tergambar jelas lekukan awan nan putih cerah menghiasi langit. Elok nian gambaran dipelupuk mata. Sunggingan kecil untuk berucap syukur atas ciptaaNya yang begitu indah. “Tuhan, aku ingin memelukMu!” batinku. Aku pun bangkit dan duduk. Memandang kelangit biru “Tuhan, duduklah disampingku dan akan kuceritakan seluruhnya. TentangMU, tentangku, dan tentang pemujaMU ”.
Tubuhku semakin lemas gontai, pikiranku semakin tenang. Kurebahkan lagi tubuh ini. Memejamkan pelupuk mata. Semakin tenang, dan tenang. Membawaku semakin dalam, dan dalam. Hingga tak sadar aku telah larut. Tak tahu apa yang terjadi.