Terlalu Dekat

kadang, jika kita terlalu dekat dengan seseorang, suatu saat jika kita berbuat sesuatu yang menurut mereka salah atau membuat mereka tidak nyaman, akan membuat kedekatan itu sedikit merenggang. itu mungkin karena mereka salah menafsirkan apa yang kita maksudkan atau kita sendiri yang salah menempatkan.

tadi pagi, gerimis mengguyur kota semarang. kabut tebal menyelimuti hampir seluruh kota. dalam keadaan begini saya terpaksa berangkat ngajar agak siangan dikit. kebetulan saja jadwal ngajarnya jam ke-3. saya ngampu kelas IS 2, kebetulan bab tentang materi perpajakan telah selesai, dan saatnya ulangan.

sebelumnya, malam harinya telah saya buat soal untuk ulangan pagi ini. ada 6 soal dengan 3 soal isian dan 3 soal hitungan. saya sengaja buat kanan dan kiri agar tidak ada yang saling kerjasama/nyontek. soal saya buat sedemikian rupa agar bisa dikerjakan. mungkin bisa dibilang, gampang.

untuk memulainya, saya pun meminta untuk mengumpulkan setiap LKS. karena memang ada tugas ngerjain LKS. ulangan pun dimulai. saya pun sembari mengabsen satu-satu. alhamdulillah setelah hampir tiga bulan (dipotong libur puasa) saya telah mengingat dengan jelas nama-nama mereka dan sedikit sifat-sifat mereka kalau dikelas. kadang ingatan saya akan sesuatu begitu kuat.

beberapa menit suasana masih begitu hening. semua siswa berkonsentrasi (apa nyontek?) mengerjakan soal dilembar jawaban. setengah jam berlalu, suasana berubah, ada yang tengak-tengok, bisik-bisik. saya pun menyindir mereka:

saya juga pernah sekolah, dik. jadi saya tahu siapa saja yang nyontek. hayuk kerjakan sendiri! belajar PD dengan jawaban sendiri. (sambil tetap mengumbar senyum)  :mrgreen:

*)saya terbisa manggil dik pada murid saya  :mrgreen:

kebetulan saya pergokin *hayah*  salah satu siswi yang ketahuan membuka catatan. saya pun mengambil catatan tersebut dan mengingatkan dia agar tidak diulangi. dia agaknya tidak terima dengan perlakuan ini. raut mukanya berubah cemberut. yups, dia salah satu murid yang dekat sama saya. sering curhat juga sama saya tentang cowoknya maupun keluarganya. saya jadi kayak guru yang merangkap konseling  😆

bapak, tega ya….!*sambil tetap cemberut*

begitulah katanya saat ulangan selesai. saya beri pengertian tapi dia pun masih tak terima. fiuh serba salah aku. padahal itu demi kebaikan dia. inilah yang saya maksudkan dengan quote diatas. mungkin salah saya. saya hampir tak pernah marah dengan siswa saya dikelas. selalu mengumbar senyum. saya pun mencoba terbuka dengan siapa saja. dan timbal baliknya mereka jadi terbuka juga dengan saya. saya kepingin jadi guru sekaligus teman. banyak dari mereka yang meminta FS saya, banyak yang komentar disana. padahal kemarin sudah saya rayu agar meninggalkan FS dan beralih ke blog. oh iyaks, pelatihan blog kemarin ada 15 peserta, sedikit memang. banyak juga yang smsan, tapi bukan sms teror kek kemarin itu.  😦

tapi sekali lagi mungkin kedekatan itu harus ada batas agar kejadian ini gak terulang lagi. ada saat tertentu yang harus dijaga. saat jadi guru-siswa dan saat jadi kakak-adik. mungkin ini sebagai bahan introspeksi saya….fiuh, PPL hampir selesai seminggu lagi….  😥