sahur bersama

bulan puasa tuch nyang paling ditunggu-tunggu kebanyakan orang malah saat berbuka puasa ya? herman…aih heran sayah inih. apa puasa cumang nahan laper trus ntar bales dendam pas buka yaks?makan…..mulu nyang dipikirin. beugh….  🙄

di wilayah udara kampus sayah, kalok udah jem 5 sore,beugh….jalan kek ada demo, kek lautan menusia. mongtor meraung-raung kek singa ajah. lalu-lalang menusia pada maok nyari pancingan perut jauh2 sebelum adzan bebunyi. saat dinanti pas buka puasa sambil ngengsreng alias ngabuburit. ada nyang mangsih dalam wilayah udara kampus tercintah ada nyang turun ke simpang lima.

yups, sayah sendiri ampek pusing ngeliatin lalu lalang mongtor nyang kebetulan nglewatin warnet sayah. o iyaks, seenggak nyah ada tiga biji sms nyang nyangkut di HP butut sayah. isinya semua samah, ngajakin orang ngganteng inih bukak puasa bersama….  :mrgreen:

iyaks, dikampus sayah inih berbagai komunitas lagi gencar2nyah ngadain bukak bersamah. banyak banget, ada bukak bersama temen sekelas, bukak bersama sesama mahasiswa daerah nyang sama2 ngrantau, sesama geng, pengurus BEM, de el el. buwat mempererat tali silaturahmi, katanyah….

yups tigah sms tade, ngajakin sayah bukak bersama, dari temen sekelas ngajakin ntar sore, temen2 satu daerah besoknyah, temen2 PPL besok jugax, temen KKN….udah ding!

sayah kok jadih mikir yaks, orang2 kok ngadain acara sama….semuah. judulnyah “buka puasa bersama”. sayah kok jadih punya ide, kapan2 biyar gak latah, nyang jelas beda sendiri, kenapa gak ngadain “sahur bersama?” khan belon ada tuch di indonesia? tul gak? sayah ngomong kek gini malah diketawain amak temen2…..   😈   :mrgreen:

gimanah? ada nyang maok ngadain sahur bersama?  :mrgreen:

jika ramadhan tak pernah ada

Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau bersujud kepada-Nya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut nama-Nya

Itulah sepenggal bait lirik dari lagu Chrisye yang dikarang oleh Ahmad Dhani yang memang dikenal dengan dunia sufisme dari tareqat Naqsabandiyah. Syair yang begitu menggelitik keimanan dan kesungguhan kita dalam ibadah kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Namun bagaimana jika judul syair tersebut kita ganti menjadi “jika ramadhan tak pernah ada”.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits

Bila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggulah para setan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah z)

Mengingat hadits diatas dan makna bulan puasa yang penuh berkah itu, seluruh muslim di dunia merayakannya dengan sukacita. Di negara kita sendiri, bulan ramadhan bagi kebanyakan orang muslim adalah bulan yang paling di nanti sekaligus bulan yang paling “aneh”. Di sebut “aneh” karena seperti yang kita ketahui, masjid-masjid dengan tiba-tiba penuh sesak dengan orang-orang yang akan sholat. Banyak lantunan ayat-ayat suci Al qur’an dibacakan siang dan malam. Banyak penjual pakaian muslim laris menjual dagangannya karena banyak pesanan. Dan yang paling aneh adalah ketika bulan puasa itu berakhir, semua hal diatas secara singkat lenyap.

Grafik ibadah kita mengalami peningkatan di bulan penuh maghfiroh ini. Yang dulu sholat cuma bebapa waktu, di bulan puasa menjadi lima waktu. Sholat-sholat sunah pun kita laksanakan terutama sholat tarawih. KIta pun jadi rajin sholat ke masjid dan bertadarus Al qur’an. kita pun menjadi sangat baik kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Semua itu dilaksanakan dan terjadi pada bulan ramadhan. hanya untuk satu hal yang sangat di dambakan, pahala. yang pahala itu diharapkan menghantarkan kita pada syurgaNya.

Namun, apakah pernah kita berfikir kalau apa yang kita lakukan hanya di moment ramadhan ini merupakan perlakuan tidak adil kepada Allah? kita rajin ibadah dan selalu menyebut namaNya hanya pada moment ini saja untuk mengharap pahala sedangkan di bulan-bulan lain belum tentu kita melakukannya, apakah ini bukan merupakan tindakan tidak adil kepadaNya? kita seakan “baik” kepadaNya kalau ada maunya saja. Ya, mungkin tuhan tidak akan marah. Bisa saja Tuhan hanya tersenyum kecut di atas sana melihat tingkah laku kita yang tidak adil kepadaNya.

Masihkah kita akan beribadah dengan sungguh-sungguh?
masihkah kita akan meramaikan masjid?
masihkah kita akan melantunkan ayat-ayatNya?
masihkah kita akan menyantuni anak yatim?
jika ramadhan takkan pernah ada

Konon sang ustad pernah berkata “kalau ingin tahu apakah puasa kita di terima atau tidak, lihatlah apakah ibadah kita masih tetap giat dan khusuk, syukur mengalami peningkatan, setelah bulan puasa berakhir ataukah sebaliknya, ibadah kita mengalami penurunan setelah berakhirnya bulan puasa” semoga saja ibadah kita mengalami peningkatan setelah ramadhan berakhir sehingga puasa kita bisa diterima. 🙂

kata siapa setan dipenjara?

ada sebuah hadits yang menyatakan bahwa selama bulan ramadhan setan2 pada hengkang dari dunia alias di penjara katane seh dineraka. benarkah setan dipenjara?

kebanyakan orang memaknai hadits ini dengan lawaran (tanpa dikaji maknanya). orang menganggap bahwa setan dibelenggu dalam makna sesungguhnya (badan diikat rantai dll). namun timbul pertanyaan kenapa maksiat dibulan puasa masih saja dilakukan?. masih banyak orang yang mabuk, berjudi, berzina dan tetek bengek lainnya. inilah pertanyaan yang telaah bersama.

orang berpuasa dengan menahan segala cobaan. bukan hanya menahan lapar dan dahaga. tapi menahan dari berbuat sesuatu yang melanggar agama dan khususnya menahan dari sesuatu yang melanggar puasa. puasa ibarat sebuah benteng. kalau kita sanggup untuk menahan (dari berbuat maksiat) maka setan pun tidak akan sanggup untuk menembus pertahanan kita. setan seakan dipenjara. dipenjara oleh pertahanan kita (puasa). inilah makna sesungguhnya bahwa setan itu kita tahan / belenggu.

adapun kenapa masih saja banyak kejahatan selama bulan ramadhan. bulan ramadhan hanya satu bulan dan sebelas bulan lainnya adalah free. selama sebelas bulan setan mengajari para penjahat untuk berbuat kejahatan. dan dalam jangka waktu sebelas bulan itu para penjahat telah diberi ilmu (tentang cara2 berbuat kejahatan) dan setan terus saja mengajarinya sehingga penjahat tersebut tidak pernah lupa. sehingga walaupun telah memasuki bulan ramadhan yang hanya sebulan, penjahat akan tetap melakukan tindakan jahatnya karena telah mereka “telah terbiasa berbuat jahat selama sebelas bulan”.

sama halnya jika seorang anak diajari membaca. maka kapanpun si anak akan selalu ingin membaca.

semoga bermanfaat.

………………….selamat menunaikan ibadah puasa………………….

buka & sahur makan apa?

wah2…….ramadhan ini pak rektor nggak ngijinin kami buat libur barang 3 hari buat puasa hari pertama bersama keluarga dirumah. ke paksa deh puasa di rantauan…….

*mikir*

ah nanti saat sahur makan paan yach? kalau dirumah dah disediain sama ibu. anda sekalian juga enak sudah ada istri yang nyiapin keperluan puasa anda. masak makan di warteg terus……….

*cengar-cengir*

da yang mau ngirimin aku makan sahur nggak?

puasa sama, lebaran beda

 

Besok Awal Puasa


COBA TEROPONG: Salah seorang peserta rukyat awal Ramadan sedang mencoba teropong Sixen-Atlux untuk melihat hilal di Menara Alhusna, Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang, Selasa (11/9). (57)
 
 

JAKARTA- Pemerintah melalui sidang isbat yang berlangsung di Departemen Agama (Depag) menetapkan 1 Ramadan 1428 H jatuh pada Kamis (13/9). ”Setelah mendengar berbagai pertimbangan dan masukan, kami menetapkan tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis, 13 September,” kata Menteri Agama M Maftuh Basyuni menjelang menutup sidang isbat, semalam. Ketetapan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Agama No 92 Tahun 2007.

Sidang yang dipimpin Menag tersebut juga dihadiri Menkominfo Muhammad Nuh, Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Umar Shihab, PBNU, PP Muhammadiyah, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tarmizi Taher, perwakilan negara-negara sahabat, dan anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag.

Sebelumnya Ketua Badan Hisab dan Rukyat Depag, H Mukhtar Ilyas menyampaikan laporan rukyat dari 45 tempat yang terletak dari Aceh hingga Papua. Menurut laporan tersebut saat matahari terbenam pada tanggal tersebut di seluruh Indonesia, posisi hilal tidak terlihat. ”Hasil rukyat yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, dilaporkan tidak melihat hilal, karena posisi hilal masih di bawah ufuk antara 3 sampai 1,5 derajat,” katanya.

Laporan Mukhtar tersebut ditindaklanjuti Menag dengan memberikan kesempatan bagi para wakil ormas Islam untuk memberikan tanggapan. Menurut wakil dari PP Muhammadiyah Goodwill Zubeir, pihaknya dalam upaya menentukan awal puasa sudah mengadakan pertemuan ahli hisab Muhammadiyah di Yogyakarta, yang juga diikuti ahli hisab internasional.

”Hasilnya alhamdulillah sama, sehingga kita semua bisa memulai puasa secara bersama. Oleh karenanya kami meminta Menteri Agama untuk segera menetapkan dan mengumumkannya,” kata Zubeir.

Teknologi Informasi

Sementara itu menurut wakil NU KH Ahmad Ghozali, pihaknya belum menetapkan karena yang berhak mengisbatkan adalah pemerintah yang diwakili Menteri Agama. ”NU tidak pernah mendahului pemerintah, karena pemerintah lah yang berhak mengisbat, dan ini juga memperkuat fatwa MUI yang mengikat (seluruh umat Islam Indonesia wajib menaati ketetapan pemerintah tentang awal puasa-red),” katanya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, proses pencarian hilal pada sidang penetapan awal Ramadhan kali ini melibatkan seperangkat alat teknologi informasi dan komunikasi yang disiapkan Departemen Komunikasi dan Informasi.

Menurut Menkominfo Muhammad Nuh, pihaknya hanya dalam kapasitas membantu untuk bisa melihat hilal. Menurutnya, selama ini hilal dilihat oleh perseorangan baik dengan mata telanjang ataupun dengan alat bantu teropong. Kemudian orang-orang yang melihatnya diambil sumpah.

Menurut Prof Umar Shihab, MUI telah menetapkan fatwa agar seluruh umat Islam Indonesia menaati ketetapan pemerintah tentang awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah. Dengan adanya kesamaan permulaan puasa, maka dia berharap hal ini akan makin memperkokoh kesatuan dan persatuan umat.(F4,ag-60)* harian suara merdeka*

sampai tadi malam saya melihat diberita alhamdulillah awal puasa berbarengan. namun hari lebaran atau idzul fitri nanti akan berbeda menurut perhitungan hisab dan hilal.

mengapa selalu begini?